Minggu, 10 Juni 2012

STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial (social stratify-cation) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Menurut Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).

    Stratifikasi ada dalam kehidupan kita karena dalam kehidupan kita ada sesuatu yang dihargai (harta, jabatan, pangkat, ilmu, keterampilan dan lainnya) kepemilikan terhadap sesuatu yang dihargai di masyarakat itu berbeda (ada yang sedikit, sedang, dan banyak) tergantung dari usaha, ikhtiar dan nasib.
    Stratifikasi sosial perlu, karena dengan adanya usaha, ikhtiar dan nasib, maka akan muncul keadilan dalam bersikap dan menimbulkan motivasi, sehingga masyarakat terbantu dalam pembentukan perbedaan secara hierarki.
    Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut:
1.    Ukuran kekayaan
2.    Kekuasaan dan wewenang
3.    Ukuran kehormatan
4.    Ukuran ilmu pengetahuan
Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.
Mahasiswa berada dalam posisi upper class, karena mahasiswa dipandang masyarakat sebagai kaum terpelajar.
Sifat sistem lapisan masyarakat:
•    Closed social stratification (membatasi kemungkinan pindahnya lapisan sosial) dalam masyarakat yang mengenal kasra, darah biru, dll.
•    Open social stratification (ada kesempatan dengan kecakapannya pindah lapisan) kekayaan, kekuasaan, kehormatan, ilmu pengetahuan, dll.
Mobilitas sosial (social mobility):
1.    Gerak sosial horizontal
2.    Gerak sosial vertikal:
•    Gerak sosial climbing (naik)
•    Gerak sosial sinking (turun)
Saluran gerak sosial vertikal:
1.    Angkatan bersenjata
2.    Lembaga keagamaan
3.    Sekolah
4.    Organisasi politik
5.    Ekonomi
6.    Keahlian
Perlunya pelapisan sosial:
1.    Menempatkan individu-individu dalam pelapisan sosial sesuai dengan usaha, ikhtiar dan nasib
2.    Mendorong mereka agar melaksanakan kewajiban.
Urban Community (kotaan) dan Rural Community (kampungan)
    Seseorang dapat dikatakan kotaan atau kampungan karena focus of interest (dinilai, dilihat, dan ditafsirkan) dalam memenuhi kebutuhan pokok ada nilai-nilai sosial dalam pemenuhannya.
Modernisasi, Globalisasi dan Universalisme
    Pada dasarnya setiap masyarakat menginginkan perubahan dari keadaan tertentu ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan yang lebih maju dan makmur. Keinginan akan adanya perubahan itu adalah awal dari suatu proses modernisasi.
    Modernisasi merupakan proses mengangkat kehidupan, suasana batin yang lebih baik dan maju daripada kehidupan sebelumnya, suasana kehidupan yang sesuai dengan kemajuan zaman.
    Dalam kehidupan modern tercermin:
•    Alam fikiran rasional
•    Ekonomis
•    Efektif
•    Efisien menuju kehidupan yang makin produktig.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.
Peningkatan interaksi Kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olahraga internasional). Saat ini kita dapat mengkonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melimtasi beranekaragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur dan makanan. Meningkatnya masalah beesama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional, dll. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu.
STRATIFIKASI SOSIAL (PELAPISAN SOSIAL)
Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial (social stratify-cation) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Menurut Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).

    Stratifikasi ada dalam kehidupan kita karena dalam kehidupan kita ada sesuatu yang dihargai (harta, jabatan, pangkat, ilmu, keterampilan dan lainnya) kepemilikan terhadap sesuatu yang dihargai di masyarakat itu berbeda (ada yang sedikit, sedang, dan banyak) tergantung dari usaha, ikhtiar dan nasib.
    Stratifikasi sosial perlu, karena dengan adanya usaha, ikhtiar dan nasib, maka akan muncul keadilan dalam bersikap dan menimbulkan motivasi, sehingga masyarakat terbantu dalam pembentukan perbedaan secara hierarki.
    Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut:
1.    Ukuran kekayaan
2.    Kekuasaan dan wewenang
3.    Ukuran kehormatan
4.    Ukuran ilmu pengetahuan
Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.
Mahasiswa berada dalam posisi upper class, karena mahasiswa dipandang masyarakat sebagai kaum terpelajar.
Sifat sistem lapisan masyarakat:
•    Closed social stratification (membatasi kemungkinan pindahnya lapisan sosial) dalam masyarakat yang mengenal kasra, darah biru, dll.
•    Open social stratification (ada kesempatan dengan kecakapannya pindah lapisan) kekayaan, kekuasaan, kehormatan, ilmu pengetahuan, dll.
Mobilitas sosial (social mobility):
1.    Gerak sosial horizontal
2.    Gerak sosial vertikal:
•    Gerak sosial climbing (naik)
•    Gerak sosial sinking (turun)
Saluran gerak sosial vertikal:
1.    Angkatan bersenjata
2.    Lembaga keagamaan
3.    Sekolah
4.    Organisasi politik
5.    Ekonomi
6.    Keahlian
Perlunya pelapisan sosial:
1.    Menempatkan individu-individu dalam pelapisan sosial sesuai dengan usaha, ikhtiar dan nasib
2.    Mendorong mereka agar melaksanakan kewajiban.
Urban Community (kotaan) dan Rural Community (kampungan)
    Seseorang dapat dikatakan kotaan atau kampungan karena focus of interest (dinilai, dilihat, dan ditafsirkan) dalam memenuhi kebutuhan pokok ada nilai-nilai sosial dalam pemenuhannya.
Modernisasi, Globalisasi dan Universalisme
    Pada dasarnya setiap masyarakat menginginkan perubahan dari keadaan tertentu ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan yang lebih maju dan makmur. Keinginan akan adanya perubahan itu adalah awal dari suatu proses modernisasi.
    Modernisasi merupakan proses mengangkat kehidupan, suasana batin yang lebih baik dan maju daripada kehidupan sebelumnya, suasana kehidupan yang sesuai dengan kemajuan zaman.
    Dalam kehidupan modern tercermin:
•    Alam fikiran rasional
•    Ekonomis
•    Efektif
•    Efisien menuju kehidupan yang makin produktig.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.
Peningkatan interaksi Kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olahraga internasional). Saat ini kita dapat mengkonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melimtasi beranekaragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur dan makanan. Meningkatnya masalah beesama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional, dll. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar